Selasa, 16 Februari 2010

ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH DAN KULIT

Oleh :
Achmad Prafitdhin


JURUSAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2009

BAB I
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang
Limbah menjadi masalah serius manakala tidak ditangani secara serius. Dewasa ini penanganan masalah limbah harus menjadi prioritas utama. Banyak limbah peternakan yang kini mulai disulap menjadi barang bernilai ekonomis tinggi. Dalam praktikum kali ini praktikan mengolah limbah kulit kelinci untuk menjadi kurupuk rambak dan kulit samak. Ceker ayam disulap menjadi kripik ceker dan kulit samak. Feses di olah menjadi kompos dan bioarang kosaplus.
Pembuatan krupuk rambak kulit kelinci sangat mudah. Hal itulah yang melatarbelakangi praktikum ini disamping untuk memanfaatkan limbah. Pembuatan krupuk sangat ekonomis jika ditangani secara serius.
Dibandingkan dengan penyamakan, pembuatan krupuk rambak tidak menimbulkan limbah kimia. Hanya dengan kapur untuk menghilangkan bulu-bulu yang menempel. Pembuatan krupuk rambak kulit kelinci juga bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat untuk membuat hal yang sama.
Kulit akan memiliki nilai ekonomis tinggi manakala telah mengalami penyamakan. Kulit menjadi lebih awet karena telah ditempeli macam-macam bahan samak yang sangat kuat dan menjadikan lebih tahan lama. Semua kulit dapat disamak menjadi kulit samak dengan syarat memiliki jaringan kolagen. Jaringan kolagen adalah jaringan ikat kulit yang terdiri dari protein. Jaringan ini tidak boleh hilang dalam proses penyamakan kulit.
Pembuatan kripik ceker sangatlah mudah hanya dengan modal ceker ayam sebagai bahan utama. Ceker ayam dewasa ini mulai diolah menjadi panganan lezat. Kripik ceker menjadi salah satu bentuk pengolahan ceker ayam menjadi olahan berkelas dan berharga mahal. Per kilogram kripik ceker mampu dihargai Rp 100.000,-
Penyamakan kulit kelinci berbulu ini lebih sulit dibandingkan dengan penyamakan yang tidak berbulu. Mempertahankan bulu agar tidak lepas dari kulit menjadi tantangan tersendiri. Dalam praktikum kelompok praktikan kulit mengalami kerusakan sehingga penyamakan kulit gagal.
Perlu diwaspadai, penyamakan kulit sangat banyak menimbulkan limbah kimia. Praktikan sebaiknya menggunakan sarung tangan dalam pengerjaannya. Tujuan penggunaan sarung tangan adalah untuk melindungi kulit kita dari bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam penyamakan kulit.
Kompos menjadi andalan petani akhir – akhir ini. Disamping harganya murah kompos dapat menyuburkan tanah dan mengembalikan nutrisi tanah. Tanah akan rusak jika terus menggunakan pupuk kimia. Sehingga harus menggunakan bahan organic untuk mengembalikan kesuburan dan nutrisi tanah.
Briket batubara telah lama dikenal masyarakat untuk memasak sebagai pengganti bahan dar minyak tanah. Briket kotoran sapi dengan dtambahkan limbah-limbah pertanian akan menjadi salah sau alternative yang tidak kalah hebat jika dikelola dengan tepat dan baik. Kotoran sapi yang biasa dibuang akan lebih bermanfaat.

I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah bagaimana pembuatan krupuk rambak kulit kelinci?

I.3 Tujuan
Tujuan pembuatan krupuk rambak kulit kelinci yaitu :
1. Memberikan pendidikan kepada mahasiswa.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat
3. Memanfaatkan kulit dan limbah untuk dijadikan barang yang lebih bernilai ekonomis.

BAB II
KAJIAN TEORI

Dalam pemanfaatan limbah pada praktikum kali ini praktikan membahas tentang kulit dan kimbah kotoran sapi untuk dijaadikan barang bernilai ekonomis tinggi. Ada beberapa sitilah atau pengertian yang berkaitan dengan pembahasan laporan praktikum kali ini.
Kulit adalah segala macam bentuk kulit yang berasal dari hewan baik diternakkan maupun hewan liar. Ada dua kelompok kulit yaitu hewan besar seperti sapi, kerbau, kuda, dll.atau disebut dengan hides dan hewan kecil seperti kambing, domba, kelinci, dll atau disebut dengan skin (Pancapalaga, 2009).
Feses adalah sisa hasil metabolisme yang dikeluarkan hewan ternak selain unggas sebagai sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga harus dibuang. Pembuangan feses oleh ternak melalui rektum atau anus.

A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci
Krupuk rambak krupuk yang dibuat dari bahan kulit ternak. Biasanya krupuk rambak dihasilkan dari kulit sapi, kerbau dan kuda. Pembuatan krupuk rambak pun sangat sederhana (Karyantina,2008).
Krupuk rambak yang dihasilkan pada praktikum kali ini adalah krupuk rambak yang dihasilkan dari kulit kelinci yang diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan krupuk kualitas baik. Rasa krupuk pun tidak kalah dengan krupuk rambak kulit sapi.

B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
Industri Penyamakan kulit sebagai salah satu industri yang proses limbah yang masih sering dipermasalahkan, dan mempunyai konsekwen untuk dapat mencemari lingkungan yang ada disekitarnya baik melalui air, tanah dan udara(Zaenabku 2008).
Tujuan pengawetan kulit mentah adalah untuk menghindari / mencegah agar kulit mentah tersebut tidak busuk karena terserang bakteri, tidak dimakan serangga serta tahan terhadap keadaan sekitarnya. Dasar dari pengawetan kulit adalah untuk mengurangi kadar air dalam kulit mentah sehingga mencapai batas minimum yang diperlukan oleh bakteri pembusuk untuk dapat hidup dan berkembang biak. Biasanya pengawetan kulit mentah dikerjakan dengan cara diracun kemudian dikeringkan, direndam dalam garam jenuh ( 20° - 24° Be ) selama kurang lebih 24 jam, dan ada pula dilakukan dengan ditaburi garam direndam dalam garam jenuh, dan dapat diawet degan cara diasamkan (pikel) (Anonim, 2009).
Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak. Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam sifat organoleptis, fisis, maupun kimiawi. Dalam Industri penyamatan kulit, ada tiga pokok tahapan penyamatan kulit yaitu proses pengerjaan basah. (beam house), proses penyamakan (tanning), dan penyelesaian akhir (finishing) (Zaenabku 2008).
Penyamakan kulit merupakan proses produksi yang mengandung limbah yang berbahaya oleh karena itu perlu dilakukan dengan metode teknologi bersih. Yaitu mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air dan energi serta menghindari bahan beracun dan berbahaya. Sebelum dilakukan penyamakan kulit perlu dilakukan pengawetan terlebih dahulu dengan menggunakan garam atau asap cair untuk kulit yang akan disamak dengan bulunya atau dikeringkan untuk kulit yang akan disamak untuk kulit jaket atau kulit kelinci untuk atasan sepatu. Agar kulit menjadi lemas maka perlu diberi minyak. Minyak yang digunakan dapat menggunakan minyak kelapa atau kuning telur. Bahan-bahan tersebut di atas mudah didapatkan di pedesaan, sedangkan peralatan untuk proses dapat menggunakan ember atau drum penyamakanukuran kecil (Untari 2008).

C. Kripik Kaki Ayam
Tulang cakar ayam dapat diolah menjadi lem (adhesive) yang bermutu tinggi Selain itu, ada satu bentuk hasil olahan cakar ayam yang berupa makanan ringan yaitu keripik kulit cakar ayam. Bahan-bahannya mudah didapat dan cara pengolahannya tidak begitu sulit (Anonim, 2008)
Ceker ayam mengandung protein yang tardapat pada kulit, otot, tulang dan kolagen. Kolagen adalah sejenis protein jaringan ikat yang liat dan bening berwarna kekuning-kuningan. Kolagen juga berguna untuk mempercepat pemulihan jaringan yang luka atau cedera, melindungi jaringan dari cedera kambuhan. Tidak hanya itu, ceker ayam juga bisa mencegah keropos tulang (osteoporosis) (Anisa, 2008).

D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
Cakar ayam dapat diambil kulitnya untuk disamak dan dijadikan barang-barang kerajinan kulit yang cukup berharga. Secara histologis, kulit hewan pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu epidermis, dermis dan hypodermis. Persentase dari masing - masing lapisan kulit sangat berbeda dengan kulit hewan mamalia. Lapisan dermis pada kulit cakar ayam cukup tebal dan lapisan hipodermis lebih tipis. Protein kolagen pengaruhnya sangat dominan karena 90% total protein lapisan dermis terdiri atas protein kolagen (Anonim, 2008) .

E. Kompos
Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan – bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan bahan seperti serbuk gergaji atau sekam, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah serbuk gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos (Sinar Tani, 2009).
F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)
Briket kosaplus adalah briket hasil temuan Ir Wehandaka pancapalaga MM. MKes Kepala Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Malang. Briket kosaplus mulai di sosialisasikan akhir tahun 2008. beberapa komposisi briket adalah feses sapi, arang kayu dan lem kanji. Pemanfaatan limbah feses sapi mulai dikembangkan mulai dari bio gas hingga feses sebagai briket kosaplus.
Briket Kosap Plus adalah bioarang. Bioarang adalah biomasa yang berasal dari limbah pertanian dan peternakan yang merupakan bahan tidak berguna tetapi dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif (Pancapalaga, 2008 dalam Prafitdhin, 2008).

BAB III
OPERASIONALISASI

III.1 Waktu dan Tempat
Adapun tempat dilakukannya praktikum adalah Laboratorium Peternakan, Fakultas Peternakan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Dilaksanakan pada tanggal 1 – 29 April 2009.

III.2 Alat dan Bahan
A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci
1. Kulit kelinci
2. Kapur/ gamping
3. Air
4. Ember
5. Pisau
6. Panci
7. Kompor
8. Nampan
9. Bumbu-bumbu (bawang putih, ketumbar, dan garam)

B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
1. Kulit kelinci
2. Wetting agent
3. Soda abu
4. Formalin
5. Asam sulfat
6. Garam
7. Krom
8. Asam formiat
9. Air bersih
10. Syinthan
11. Minyak sulphonasi
12. Anti jamur
13. Timbangan
14. Ember
15. Pisau
16. Kompor
17. Panci

C. Kripik Kaki Ayam
1. Kulit kelinci
2. Kapur/ gamping
3. Air
4. Ember
5. Pisau
6. Panci
7. Kompor
8. Nampan
9. Bumbu-bumbu (bawang putih, ketumbar, dan garam

D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
1. Kaki yam
2. Air bersih
3. Wetting agent
4. Na2S
5. Kapur
6. Degressing agent
7. Asam Formiat
8. Za
9. Batting agent
10. Garam
11. Zat penyamak nabati
12. Cuka
13. Syinthan
14. Leveling agent
15. Cat dasar
16. Minyak sulphonasi
17. Casein
18. Seterika
19. Ember
20. Pisau
21. Timbangan
22. Panci
23. Kompor

E. Kompos
1. Feses
2. Kantong plastic
3. Rumput
4. Kapur / gamping
5. Ember
6. Timbangan
7. EM 4

F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)
1. Feses
2. Arang kayu
3. Lumpang dan alu
4. Ayakan
5. Tepung kanji
6. Kompor
7. Panci
8. Ember
9. Alat pencetak briket
III. 3 Cara Kerja
A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci
1. Cuci bersi kulit kelinci
2. Rendam kulit kelinci dengan air kapur/gamping 2% dari berat kulit dan air 200%
3. Keesokan harinya di cek, kalau bulu sudah mudah dicabut berarti telah siap
4. Cabuti bulu hingga bersih
5. Potong-potong kulit kelinci menurut selera (5cm)
6. Rebus hingga benar-benar empuk (10menit)
7. Bumbui hasil rebusan kulit kelinci dengan bawang putih, ketumbar, penyedap rasa, dan garam
8. Ratakan bumbu agar masuk meresap kedalam bahan
9. Jemur hingga kering (3-4 hari)
10. Bahan kering siap digoreng menjadi krupuk rambak kulit kelinci

B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
1. Cuci bersih kulit kelinci
2. Timbang kulit kelinci, tambahkan 200% air, 3% formalin 90’ dan 120’, 0,5% soda kue 30’ dan esok harinya putar 30’. Cuci bersih, lakukan fleshing dan timbang beratnya.
3. Lakukan picling dengan 10% garam 10’, 0,5% asam formiat (2x15’), 1,5% asam sulfat (3x20’), putar 60’ dan cek pH (2,5-3), keesokan harinya putar 30’ lalu cek pH kembali (3 – 3,5)
4. Lakukan tanning dengan 100% air pickle, tambahkan 8 – 10% zat penyamak mineral 120’, 1,5% soda kue(3x15), putar 120’ dan 180’ lalu cek pH (3,8 – 4), eok harinya putar 60’ lalu cuci bersih
5. Lakukan washing dengan 300% air 40 C, 0,5 asam formiat 15’, 0,25 FA 20’ lalu cuci bersih
6. Lakukan retanning dengan 200% air 40 C, 5% syintahn 30’ lalu cuci bersih
7. Lakukan fat liquiring dengan 150% air 60 C, 7% mminyak sulphonasi 60’, 1%FA 20’, 0,02% anti jamur 10’ lalu cek pH (3,7), lalu cuci bersih, bongkar dan keringkan.

C. Kripik Kaki Ayam
1. Cuci bersih kaki ayam
2. Rebus kaki ayam agar agak lunak
3. Kuliti kaki ayam dengan cermat
4. Cuci bersih kembali hasil pengulitan
5. Campur dengan bumbu-bumbu bawag putih, penyedap rasa, ketumbar, dan garam
6. Jemur hingga kering (3-4 hari)
7. Bahan kering siap digoreng

D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
1. Pilih kaki ayam yang sempurna, tidak ada luka gores atau akibat penyakit
2. Kuliti kaki ayam dengan hati-hati agar tidak sobek terkena pisau
3. Lakukan liming dengan 300% air , 3% Na2S (2x30’), tambahkan kapur 4%, 0,5 degreasing agent 15’ & (4x30’), rendam semalam, esoknya putar 10’, cuci dan bongkar
4. Lakukan fleshing dan timbang beratnya
5. Lakukan deliming, bating, dan degeasing dengan 200% air, 1%Za 30 menit, 0,5% FA 30’, 1% bating agent 30’, 1%degeasing agent 30’ dan cuci bersih
6. Lakukan pickling dengan 100% air, 8% garam 10’, 1% FA (2x20’), aduk 60’ lalu cek pH (4,5), rendam semalam dan esoknya aduk 10’ lalu cek pH kembali (5-6)
7. Lakukan tanning dengan 100% air pckle, 15% zat penyamak nabati (5x20’), aduk 120’ tambahkan cuka30%, lalu cek pH (5,5 – 6), esoknya aduk 15’ lalu cuci bersih
8. Lakukan retanning dengan 150% air 40 C, 5% syinthan 60’
9. Lakukan dyeing dan fat liquoring engan 150% air 40 C, 0,5 leveling agent 10’, tambahkan 0,5% - 1% cat dasar 60’, tambahkan 50% air 60 C, 5% minyak sulphonasi 60’, 1% FA 30’ lakukan cek pH (5) lallu cuci dan keringkan
10. Lakukan staking, buffing, dan trimming setelah kulit kering
11. Kulit diulas dengan 20 gram casein dan 60 ml air lalu seterika dengan suhu 90 C selama 2 menit
12. Kulit samak jadi

E. Kompos
1. Timbang 2 kg feses dan 1 kg rumput
2. Tambahkan 2 tutup botol EM 4 yang telah dicampur air 1 0,5 liter
3. Ratakan dengan penambahan gamping
4. Masukkan ke dalam kantong plastic
5. Tunggu 2 – 3 minggu berikutnya agar kompos benar-benar matang
6. Ukur pH

F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)
1. Keringkan feses sapi
2. Tumbuk arang kayu dan ayak
3. Tumbuk feses kering lalu ayak
4. Buat ukurang perbandingan dengan campuran arang dan feses dengan perbandingan 2 : 1, 1 : 1 dan seluruhnya feses
5. Tambahkan larutan tepung kaji yang telah direbus hingga benar – bnar menyatu
6. Cetak dengan cetakan dengan terlebih dahulu dipadatkan
7. Jemur hingga kering
8. Briket kering siap digunakan untuk memasak

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci
Krupuk kulit kelinci kering dalam waktu 4 hari lalu di goreng, hasilnya krupuk gurih, bumbu meresap dan bisa mengembang dengan baik.

B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
Penyamakan kulit kelinci yang dilakukan gagal total karena kesalahan dalam pemberian bahan kimia yaitu seharusnya soda abu salah diberi soda api. Hasil yang diperoleh bulu terlepas dari kulitnya. Lemak sulit dihilangkan meskipun telah dilakukan perendaman dengan tepol. Penyamakan gagal dalam proses tanning menuju washing kembali. Bulu rontok.

C. Kripik Kaki Ayam
Kripik kaki ayam kering dalam waktu 4 hari lalu di goreng, hasilnya gurih, bumbu meresap dan bisa mengembang dengan baik. Belum ada rasa yang spesifik karena kripik kaki ayam belum dibumbui dengan aneka bumbu seperti balado dan bumbu pedas.

D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
Penyamakan kaki ayam berhasil dilakukan. Penyamakan kulit ini dilakukan dalam waktu satu minggu. Dengan aneka macam proses mulai pemilihan kaki ayam, pengulitan, liming, fleshing, deliming, bating, degeasing, pickling, tanning, retanning, dyeing dan fat liuoring, sampai penjemuran. Warna coklat muda saat kulit kering. Tekstur kulit miip kulit ular atau kulit buaya.

E. Kompos
Setelah 2 minggu di fermentasi di dalam kantong plastic kompos jadi dengan warna coklat hijau, tidak ada bau feses, struktur kompos masih belum terdegradasi seluruhnya, terdapat jamur. Keadaadn lembab. pH yang dihasilkan netral yaitu 7.

F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)
Briket berhasil dibuat dengan macam-macam perbandingan feses dan arang kayu yaitu 1 : 2, 1 : 1, dan seluhnya feses. Briket kering setelah satu minggu dan siap dibakar.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan praktikum limbah dan kulit adalah semua limbah peternakan bias dimanfaatkan untuk mendatangkan uang. Nilai ekonomis limbah peternakan sangat tinggi jika bisa mengolah dengan ilmu dan teknologi yang tepat. Dalam praktikum limbah yang berupa feses bias diolah menjadi kompos yang bernilai tinggi dan briket kosaplus yang menjadi andalan jurusan peternakan saat ini. Kulit apapun yang memiliki jaringan kolagen dapat di samak menjadi kulit samak berharga mahal tidak terkecuali kulit kelinci dan kulit ceker ayam.

Saran
Saran dutujukan kepada seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Bahwa semua limbah dapat diolah asalkan kita mau dan mampu dengan dibarengi oleh ilmu dan teknologi yang tepat. Berfikirlah kritis dan mencarilah bahan-bahan limbah yang belum terolah hingga kini yang mampu mendatangkan uang dan bernilai tinggi. Selamat mencoba.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, Tiara. 2008 Ceker Ayam Banyak Manfaat. (http://www.inilah.com/rubrik/ gaya-hidup/kesehatan/). Diakses 5 Mei 2009.

Anonim. 2008. Keripik Kulit Cakar Ayam. (http://caricadieng.wordpress.com/ 2008 /11/10/keripik-kulit-cakar-ayam/). Diakses 5 Mei 2009.

Anonim. 2009. Mengeruk Untung dari Asap Cair pada Bisnis Penyamakan Kulit. (http://id.wordpress.com/tag/asap-cair/). Diakses 23 Maret 2009.

Karyantina, Merkuria. 2008. Rambak Cakar (http://unisri.ac.id/merkuria/?p=43). Diakses 2 April 2009.

Pancapalaga, Wehandaka. 2009. Histologi Kulit. Malang

Prafitdhin, Achmad. 2008. Energi Terbarukan Briket Kotoran Sapi Plus. Diklat Kompas UMM: Malang. Tidak dipublikasikan.

Sinar Tani.com. 2009. Membuat Pupuk Kompos Dari Kotoran Sapi (http://www. sinartani.com/). Diakses 5 Mei 2009.

Untari, S. 2008. Penyamakan Kulit Kelinci dengan Teknologi Tepat Guna sebagai Bahan Kerajinan Kulit dan Sepatu dalam Menunjang Agribisnis Ternak Kelinci. (http://peternakan.litbang.deptan.go.id/). Diakses 5 Mei 2009.

Zaenabku. 2008. Industri Penyamakan Kulit Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. (http://keslingmks.wordpress.com/2008/08/18/ industri-penyamakan-kulit-dan-dampaknya-terhadap-lingkungan/).Diakses 5 Mei 2009.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan

BAB II KAJIAN TEORI
A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci
B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
C. Kripik Kaki Ayam
D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
E. Kompos
F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)
A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci
III.2 Alat dan Bahan

BAB III OPERASIONALISASI
III.1 Waktu dan Tempat
B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
C. Kripik Kaki Ayam
D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
E. Kompos
F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)
III. 3 Cara Kerja
A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci
B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
C. Kripik Kaki Ayam
D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
E. Kompos
F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)
B. Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu
A. Krupuk Rambak Kulit Kelinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Kripik Kaki Ayam
D. Penyamakan Kulit Kaki Ayam
E. Kompos
F. Briket Kosaplus (Kotoran Sapi Plus)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar