Sabtu, 30 Januari 2010

Nyanyian Hati

Mampukah melukiskan keindahanMu
MembayangkanMu tenang hatiku
MengingatkanMu jernih pikiranku
MengucapkanMu dalam hatiku

Ku tancapkan kecintaanku padaMu
Ku takut Engkau menolakku
Ku takut Engkau menghinaku
Seperti yang dilakukan orang-orang padaku

Tak tahu lagi
Hanya Engkau satu-satunya

Aku milikMu
Aku tak berhak memilikiMu

Terlalu buruk diriku
Terlalu hina diriku

Di hadapanmu aku tidak ada apa-apa
Kapan Engkau mengangkat derajatku

KelembutanMu menekan setiap gerakku
KetulusanMu memakan seluruh hatiku
KebesaranMu membuat kecintaanku

Sifat pemaafMu tak tertandingi

Kekasaranku tak membuatMu hilang cinta
Semua akan mencintaimu jika hatinya mampu
Semua mengharap cinta dariMu

Segenggam pasir di pantai tak bisa menyamai cintaku padaMu
Terlalu kecil

Saat kulepas tanganku
Ketakutanku memuncak
Jangan Kau tinggalkan aku

Siapa lagi yang mampu mencintaiku
Tak ada lagi

Bagaimana Engkau menghubungi kekasihMu yang lain?
Sedangkan lembaran hatiku talah habis kau isi
Cintailah mahklukmu yang hina ini

Minggu, 10 Januari 2010

KEKACAUAN KU

Oleh : Achmad Prafitdhin
Maret 26, 2009

Kesenangan ku menjadi kesenaganku sendiri
Kekacauanku kadang menjadi kekacauan orang lain yang melihatku
Kepahamanku tidak dipahami orang lain
Kecintaanku sulit diungkapkan

Hidupku untuk hidup
Matiku untuk semua makhluk
Menjadi hidup
Membuat orang bahagia

Kekacauan yang ku buat selama ini meresahkan isi hatiku
Permasalahan yang ku alami sendiri
Sulit ku ungkapkan
Kesulitan ku alami sendiri

Jangan orang lain tau
Membuatku semakin kecewa
Jikalau memang semua tau
Tapi, tapi Tuhanku pasti tau

Kemana lagi aku harus berjalan
Ke barat, ke timur, ke utara, atau ke selatan
Semua yang ku hampiri menjadikan aku lebih kuat akan pendirianku
Semua yang kutemui menjadi hikmah untuk ku
Semua yang ku alami akan menjadi pelajaran bagi ku
Tapi, semua yang ku ketahui menjadi kebingunganku

Hidupku bagaikan grafik yang naik turun
Bagaikan roda yang terus berputar tanpa henti
Tapi, suatu saat pasti berhenti

Kesalahanku menjadikan aku pusing
Menjadikan masalah bagiku
Kapan aku diberikan kekuatan untuk melawan kesalahanku
Setiap hari aku membuat kesalahan
Setiap hari pula aku memohon ampun
Tapi, kapankah aku tak lagi salah
Kapankah aku memang benar
Tapi, ku rasa tidak ada yang benar
Hanya Tuhan yang benar
Hanya Tuhan yang baik

Aku menjadi semakin gelisah bila terus ku ingat tantang kesalahanku
Aku semakin merana
Aku semakin menderita
Tapi, aku tak berdaya

Kesombongan ku menjadi bumerangku
Kecongkakan ku menjadi palu besar yang seakan mau memukulku

Setiap hari ku nasihati tubuhku
Setiap hari ku nasihati jiwaku
Setiap hari ku nasihati pikiranku
Tapi, setiap hari pula ku buat kesalahan
Kubuat kesalahan yang sama

Aku semakin tak berdaya
Keadaan yang membuatku semakin tak berdaya
Tapi keadaan lah yang benar
Akulah yang memang patut dipersalahkan
Bukanlah keadaan, bukanlah keadaan, bukanlah keadaan

Sabtu, 02 Januari 2010

Pilihan Hidupku

Oleh : Achmad Prafitdhin*)

Semua orang memiliki 24 jam sehari, 30 hari sebulan, dan 365 hari dalam setahun. Dengan waktu yang sama selayaknya membuat kita sebagai manusia mawas diri. Jika orang lain bisa melakukan mengapa saya tidak bisa dan apa yang salah dengan diri saya. Sebagai orang yang tahan banting pastikan bertanya pada diri sendiri seperti itu. Keponakan penulis bilang janganlah jadi orang “cemen” alias mudah menyerah.
Penyerahan total memang perlu tetapi harus sesuai konteks permasalahan yang ada. Penyerahan total hanya kepada Alloh, bukan kepada lainnya. Namun untuk urusan merubah nasib, kita tidak boleh menyerahkan kepada Alloh. Sedangkan takdir memang telah digariskan Tuhan untuk manusia dan seisi dunia. Sebagai manusia, seseorang diwajibkan merubah nasibnya sendiri. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al Quran kurang lebih seperti ini, “tidak akan berubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut mau merubah nasibnya sendiri.”
Nasib harus diubah, sedangkan takdir tidak akan berubah. Sesuai pernyataan motivator nomer wahid Indonesia, Andri Wongso, “nasib bisa diubah sedangkan takdir telah digariskan.” Takdir telah dituliskan sejak ditiupkannya roh ke dalam janin atau saat janin umur 40 hari setelah perkawinan. Sehingga sepatutnya kita mengimani takdir kita sendiri atau ketetapan qodlo dan qodhar Tuhan.
Semua orang hidup pasti melalui siklus yang sama yaitu lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan mati. Malah kadang tidak sampai lahir telah mati. Tetapi apakah kita hanya cukup memikirkan kematian, kapan akan datang menghampiri? Bukankah mengisi hidup jauh lebih penting dari pada memikirkan kapan kemungkinan kematian datang?
Pengisian hidup bermacam-macam cara. Ada cara baik dan buruk. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia di hadapkan pada dua pilihan. Di satu sisi ada nereka yang selalu memburu manusia buruk dan penuh dosa. Di sisi lain surga menunggu bagi seseorang dengan penuh keimanan dan selajan ketentuan Tuhan. Tetapi terkadang manusia memang suka akan tantangan, termasuk menentang peraturan-Nya. Secara keduniawian memang dianggap biasa atau baik tetapi tidak sama sekali ketika ditinjau secara akherat.
Putus asa adalah tanda orang yang mudah menyerah kepada keadaan hidup. Hidup yang seharusnya dinikmati serasa menyakitkan dan kadang ingin diakhiri. Tetapi melalui pengakhiran yang belum saatnya justru akan menambah masalah setelah kematian. Mengutip pernyataan Master Reiki G Tummo, Irmansyah Effendy, “kematian yang belum saatnya akan menjadi jiwa tidak tenang dan menjadi arwah penasaran.”
Tidak sepastasnya manusia menyerah begitu saja dengan nasibnya sekarang. Jika hewan saja mampu berjuang dan berkompetisi untuk mendapatkan kedudukan dalam koloninya. Sedangkan hewan hanya memiliki insting untuk mempertahankan hidup. Manusia dengan kelebihan akal yang telah diberikan Tuhan seharusnya tidak boleh mlempem oleh keadaan, tetapi harus berjuang demi perubahan. Manusia sepantasnya menjadi agent of change bukan lagi object of change.
Apabila salah satu jalan telah tertutup, Tuhan masih memberikan jalannya di tempat lain. Bukankah orang bijak bilang, “banyak jalan menuju Roma.” Banyak cara mendapatkan sesuatu yang baik. Mulailah dari sekarang dan dari hal terkecil. Sebab pepatah Tiongkok berkata, “perjalanan ribuan li harus dimulai dari satu langkah kaki.” Lakukan hal kecil yang baik, secara terus menerus dan kontinyu niscaya akan membuahkan hasil suatu saat nanti. Pastikan kita telah melakukan sedikit dari rencana dan cita-cita hidup untuk masa datang agar tiada penyesalan di kemudian hari. Tiada penyesalan bermula di awal waktu melainkan setelah semuanya berlalu dan berakhir hingga menjadi sejarah.

*) Mahasiswa Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang

Artikel ini telah dimuat harian Surya, 2 Januari 2010. Namun judul dirubah dengan Perubahan Hidup